Menyongsong Masa Depan Cerah: Studi Tiru MI Matholi'ul Huda 01 Troso di MIT Nurul Islam Ngaliyan Semarang


Foto bareng usai acara (dok. Mitros)

Artikel ini akan membawa Anda pada perjalanan inspiratif MI Matholi'ul Huda 01 Troso dalam mengikuti studi tiru di MIT Nurul Islam Ngaliyan Semarang. Kisah ini akan mengungkap semangat belajar yang tak kenal waktu dan harapan besar untuk memajukan pendidikan di Indonesia.

Semangat Tak Kenal Waktu

Demi kemajuan pendidikan, semangat belajar tak kenal waktu. MI Matholi'ul Huda 01 Troso membuktikan hal ini dengan memulai perjalanan studi tiru mereka sejak dini, tepatnya pada Kamis pagi pukul 06.00 WIB. Rombongan guru penuh antusias bersiap untuk menimba ilmu di MIT Nurul Islam Ngaliyan Semarang. Perjalanan ini merupakan bukti nyata bahwa komitmen untuk terus belajar dan berkembang tidak mengenal batasan waktu.

Menuju MIT Nurul Islam

Dengan semangat tinggi, rombongan MI Matholi'ul Huda 01 Troso berangkat menuju MIT Nurul Islam. Lokasi studi tiru ini terletak di Ngaliyan, Semarang. Semangat mereka tampak menggebu saat memasuki gerbang sekolah yang terkenal dengan prestasinya.

Setibanya di MIT Nurul Islam, rombongan disambut hangat oleh para pengurus yayasan dan tim pengajar. Suasana yang ramah dan mendukung segera terasa, menciptakan suasana yang kondusif untuk menimba ilmu.

Bertemu Mentor Inspiratif: Ustadz H. Muthohir Kasib

Di MIT Nurul Islam, rombongan bertemu dengan ustadz H. Muthohir Kasib, seorang mentor inspiratif yang telah menginspirasi banyak generasi. Ustadz H. Muthohir Kasib, seorang tokoh yang dihormati dibidang pendidikan, merupakan teman kuliah di IAIN Semarang tahun 2004. Beliau kini menjabat sebagai pengurus yayasan yang menaungi Lembaga KB/RA dan MIT Nurul Islam. Pertemuan ini menjadi suasana yang sangat mengharukan, di mana kebersamaan dan semangat membangun pendidikan terasa sangat kuat.

Mengenal MIT Nurul Islam Lebih Dekat

MIT Nurul Islam merupakan lembaga pendidikan yang menjalankan program pendidikan KB/RA dan MI. Lembaga ini telah menorehkan prestasi gemilang dalam mendidik generasi muda yang berakhlak mulia dan berkompeten.

Rombongan MI Matholi'ul Huda 01 Troso mendapatkan kesempatan menjelajahi seluruh sudut sekolah, melihat fasilitas yang memadai, serta memperhatikan sistem pembelajaran yang dijalankan. Pengalaman ini sangat berharga bagi rombongan dalam mengambil pelajaran dan inspirasi.

Studi Tiru: Mencari Keunggulan dan Inovasi

Tujuan utama studi tiru ini adalah untuk mendapatkan ilmu pengetahuan baru dan menemukan keunggulan dari MIT Nurul Islam. Rombongan mencari inspirasi dalam hal sistem pembelajaran, metode pengajaran, dan pengelolaan sekolah.

Dengan mendalami sistem yang berjalan di MIT Nurul Islam, rombongan berharap dapat menerapkan keunggulan tersebut di sekolah mereka sendiri. Salah satu fokus studi tiru adalah pada sistem pembelajaran yang menekankan pada pengembangan karakter dan keterampilan hidup siswa. Rombongan berharap dapat memperoleh panduan dalam merancang sistem pembelajaran yang menyenangkan dan efektif.

Membangun Jaringan dan Kolaborasi

Studi tiru ini tidak hanya bertujuan untuk mengambil ilmu pengetahuan, tetapi juga untuk membangun jaringan dan kolaborasi antara kedua lembaga. Rombongan MI Matholi'ul Huda 01 Troso berharap dapat menjalin kerjasama yang berkelanjutan dengan MIT Nurul Islam.

Kolaborasi ini dapat berupa pertukaran pengalaman, pembelajaran bersama, atau program lain yang bermanfaat bagi kedua lembaga. Melalui jaringan yang terjalin, diharapkan akan tercipta sinar baru dalam memajukan pendidikan di Indonesia.

Menuju Masa Depan Cerah

Studi tiru ini menjadi langkah nyata bagi MI Matholi'ul Huda 01 Troso dalam mengayomi masa depan yang cerah untuk siswa-siswinya. Mereka bertekad untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan inspirasi yang diperoleh dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.

Melalui perjalanan inspiratif ini, diharapkan akan tercipta generasi muda yang berakhlak mulia, berkompeten, dan siap menghadapi tantangan masa depan.

Menelisik Keunggulan Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam

Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam menawarkan program-program pendidikan yang kaya dan relevan untuk memperkuat kompetensi siswa dalam berbagai bidang. Program pembelajaran Qiroati, Amtsilati, dan tahfidz merupakan bukti komitmen sekolah dalam mencetak generasi Qur'ani yang berakhlak mulia.

Program-program ini tidak hanya memperkuat pemahaman keagamaan tetapi juga meningkatkan kemampuan literasi, komunikasi, dan berfikir kritis.Hal ini selaras dengan visi Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam untuk membentuk generasi muda yang berakhlak mulia, cerdas, dan kompetitif.

Pentingnya Peran Manajemen Madrasah

Manajemen Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam memegang peranan vital dalam pencapaian kemajuan pendidikan di sekolah. Mereka menjalankan fungsi kepemimpinan yang visioner, membangun sistem manajemen yang terstruktur, dan mengelola sumber daya secara optimal.

Kepemimpinan yang berorientasi pada hasil, keterlibatan seluruh stakeholder dalam proses pengambilan keputusan, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan contoh konkret peran manajemen dalam memajukan Madrasah Nurul Islam.

Pemberdayaan Tenaga Pendidik

Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam sangat serius dalam mengembangkan kualitas tenaga pendidik. Bimbingan rutin mingguan dan bulanan bagi guru merupakan bukti nyata dedikasi sekolah untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru.

Program bimbingan ini tidak hanya berfokus pada materi pelajaran tetapi juga mencakup pengembangan karakter, metode pembelajaran yang inovatif, dan strategi dalam memotivasi siswa. Dengan demikian, guru-guru Madrasah Nurul Islam terus berkembang dan mampu memberikan pendidikan yang berkualitas.

Motivasi dan Apresiasi bagi Guru

Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam menyadari bahwa peran guru dalam mencetak generasi yang berkualitas sangatlah penting. Oleh karena itu, sekolah memberikan apresiasi yang tinggi kepada para guru.

Ustad H. Muthohir, sebagai pengurus yayasan, berperan aktif dalam memberikan motivasi dan penghargaan kepada guru-guru berprestasi. Beliau tidak segan memberikan teguran konstruktif bagi guru yang perlu ditingkatkan kinerjanya, dan memberikan reward bagi guru-guru yang berdedikasi dan menunjukkan kinerja yang luar biasa.

Reward tertinggi yang diberikan adalah umroh, merupakan bentuk penghargaan yang luar biasa dan membuktikan bahwa Madrasah Nurul Islam sangat menghargai dedikasi dan pengabdian para guru.

Menumbuhkan Prestasi Siswa

Keberhasilan Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam dalam mencetak siswa-siswi yang berprestasi merupakan buah dari upaya yang sistematis. Selain fokus pada aspek akademis, Madrasah Nurul Islam juga menanamkan nilai-nilai islami pada diri siswa.

Guru-guru dengan penuh kesabaran membimbing siswa untuk meraih prestasi baik di bidang akademik maupun akhlak islami. Kegiatan ekstrakurikuler yang beragam juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan bakat dan minat, serta meningkatkan rasa percaya diri.

Peningkatan Kualitas Pendidikan

Hasil dari upaya yang konsisten dalam mengembangkan program, memberdayakan tenaga pendidik, dan memotivasi siswa terlihat pada peningkatan kualitas pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam. Sekolah berhasil mencetak lulusan yang berakhlak mulia, cerdas, dan kompetitif. Banyak diantara alumni Madrasah Nurul Islam yang melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan berhasil menorehkan prestasi di bidang masing-masing.

Keberhasilan ini merupakan buah dari kerja keras seluruh stakeholder Madrasah Nurul Islam, mulai dari pengurus yayasan, kepala sekolah, guru, dan juga siswa.

Menjadi Inspirasi bagi Madrasah Matholi'ul Huda 01 Troso

Praktik-praktik unggul Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam dapat menjadi inspirasi bagi Madrasah Matholi'ul Huda 01 Troso dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Memperkuat program pendidikan dengan menambahkan program yang relevan, memperkuat peran manajemen sekolah, memperdayakan tenaga pendidik, dan memberikan motivasi serta apresiasi bagi guru merupakan langkah yang dapat dilakukan.

Dengan menerapkan strategi yang tepat, Madrasah Matholi'ul Huda 01 Troso berpotensi untuk mencapai keunggulan yang setara dengan Madrasah Nurul Islam.

Sekilas tentang Madrasah Nurul Islam*)

1. Sejarah berdirinya MIT Nurul Islam Ringinwok Ngaliyan Semarang.

MIT Nurul Islam berdiri pada tanggal 1 Januari 1967. Madrasah ini pertama kali didirikan oleh Bapak Kiai Ali Sya’bana yang berdomisili di Jalan Honggowongso No. 7 Ringinwok. Latar belakang berdirinya MIT Nurul Islam ini agar bisa menampung anak-anak di sekitar Ringinwok dan kecamatan Ngaliyan, dikarenakan pada masa itu sarana pendidikan masih sangat kurang di daerah Ringinwok dan kecamatan Ngaliyan. Dan gagasan dari Bapak Kiai Ali Sya’bana ini disamut antusias oleh masyarakat sekitar.

Pada masa itu, ketika mulai banyak berdirinya SD impres dan SD Negeri, lambat laun peserta didik dari Madrasah Nurul Islam menjadi berkurang. Akhirnya pada tahun 2002 Bapak Ali Masykuri, dan Bapak Ali Mashar yang merupakan putra dari Bapak Ali Sya’bana selaku pendiri madrasah berinisiatif untuk merubah dari Madrasah Ibtidaiyah menjadi Madrasah Ibtidaiyah Terpadu. Dan pada tahun 2002 MI Nurul Islam resmi berubah menjadi MIT Nurul Islam.

MIT Nurul Islam berada di bawah naungan yayasan Baiturrohim Ringinwok dan merupakan satu-satunya Madrasah Ibtidaiyah Terpadu se-Kota Semarang. Dan pada tahun 2010 MIT Nurul Islam resmi memperoleh “AKREDITASI A”.

2. Visi, Misi, dan Tujuan MIT Nurul Islam Ringinwok Ngaliyan Semarang.

Berdirinya MIT Nurul Islam Ringinwok Ngaliyan Semarang tentunya tidak lepas dari visi, misi, dan tujuan yang mendasarinya. Dimana hal tersebut yang menjadi dasar dari seluruh kegiatan pembelajaran di sekolah. Berikut adalah visi, misi, dan jaminan mutu dari MIT Nurul Islam Ringinwok Ngaliyan Semarang.

a. Visi

Terwujudnya Generasi yang berakhlak islami dan unggul dalam prestasi.

b. Misi

1) Membekali pada siswa dengan ilmu pengetahuan umum dan ilmu-ilmu keislaman.

2) Menginternalisasikan nilai-nilai keislaman dan mengimplementasikan dalam kehidupan sehingga terwujud pola hidup yang islami.

3) Melaksanakan pembelajaran efektif sehingga para siswa berkembang sesuai potensinya.

4) Menumbuhkan semangat unggul pada seluruh warga madrasah.

5) Meletakkan dasar-dasar keimanan dan ketaqwaan sehingga menjadi sumber kearifan dalam kehidupan sehari-hari.

c. Jaminan mutu

1) Fasih membaca Al-Qur’an.

2) Hafal juz 30.

3) Hafal 50 Hadits.

4) Melaksanakan shalat fardhu dengan baik dan benar.

5) Terbiasa berakhlak Islami.

6) Hidup bersih, sehat, dan disiplin.

7) Berjiwa leadership.

8) Gemar membaca, menulis, dan berhitung.

9) Mampu berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia dan Jawa.

10) Mampu menggunakan istilah-istilah Bahasa Arab dan Bahasa Inggris.

11) Terampil mengoperasikan komputer.

12) Tuntas semua bidang study 80%

d. TataTertib

1) Talamidz hadir di madrasah 5 menit sebelum pelajaran dimulai.

2) Berpakaian seragam sesuai dengan ketentuan madrasah.

3) Apabila berhalangan hadir harus meminta izin secara tertulis.

4) Talamidz membiasakan adab islami.

5) Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan guru.

6) Membawa peralatan sekolah.

7) Talamidz dilarang jalan di sembarang tempat.

8) Talamidz dilarang memakai perhiasan yang berlebihan.

9) Talamidz harus menjaga kebersihan lingkungan madrasah.

10) Berdo’a sebelum dan sesudah pelajaran.

Penanaman nilai-nilai religius di MIT Nurul Islam Ringinwok Ngaliyan Semarang dilakukan melalui rangkaian kegiatan pembiasaan keagamaan:

a. Berdo’a Sebelum dan Sesudah Pembelajaran

Sebelum proses pembelajaran dimulai peserta didik berdo’a bersama. Mulai dari membaca Al-Fatihah, do’a sebelum belajar, dan do’a sebelum membaca Al-Qur’an. Sebagai do’a penutup setelah proses pembelajaran berlangsung para peserta didik melafalkan surat Al-Ashr, do’a setelah belajar, do’a untuk kedua orang tua, dan do’a agar diberi keselamatan dunia dan akhirat.

b. Membaca Asmaul Husna dan Sholawat Nabi

Setelah membaca doa sebelum pembelajaran, khusus pada hari jum’at ditambahkan dengan membaca Asmaul Husna dan Sholawat Nabi. Ketika telah selesai barulah dilanjutkan dengan kegiatan Tahfidz.

c. Hafalan Hadits dan Do’a sehari-hari

Kegiatan ini dimulai sejak peserta didik masuk di kelas 1 dan berlanjut sampai kelas 6. Hadits yang dihafalkan adalah hadits-hadits pendek yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Target hafalan hadits yang harus dihafal selama 6 tahun berjumlah 50 hadits sedangkan untuk do’a sehari-hari berjumlah 35. Dengan rincian sebagai berikut:

1) Kelas 1 : 11 hadits dan 9 do’a.

2) Kelas 2 : 11 hadits dan 9 do’a.

3) Kelas 3 : 9 hadits dan 7 doa.

4) Kelas 4 : 9 hadits dan 5 do’a.

5) Kelas 5 : 10 hadits dan 3 doa.

6) Kelas 6 : muroja'ah semua hadits yang sudah dihafalkan mulai kelas 1 sampai kelas 5 dan 2 do’a.

d. Tahfidz

Kegiatan Tahfidz dilaksanakan sebelum proses pembelajaran dimulai. Kegiatan tahfidz dilaksanakan di dalam ruang kelas masing-masing. Pada kegiatan Tahfidz ini wali kelas bertugas sebagai guru pendamping. Kegiatan Tahfidz diawali dengan berdoa bersama khusus untuk hari Jum’at ditambah dengan membaca asma’ul khusna dan sholawat nariyah. Kemudian muroja’ah bersama-sama dipandu oleh guru pendamping dengan cara menyebut nama surat kemudian para peserta didik melafalkan secara serentak. Muroja’ah ini dilaksanakan selama 15 menit. Kemudian dilanjutkan dengan menyetorkan hafalan. Guru pendamping memanggil satu persatu peserta didik untuk menyetorkan hafalannya. Kemudian guru mencatat pencapaian hafalan pada buku catatan hafalan/Tahfidz yang sudah disediakan dari madrasah. Sembari menunggu giliran mau, para peserta didik mengulang hafalan/muroja’ah dengan temannya.

e. Sholat Dhuha

Shalat Dhuha dilaksanakan setelah kegiatan Tahfidz. Shalat Dhuha dilaksanakan di dalamm ruang kelas masing- masing agar tidak terlalu banyak menghabiskan waktu. Saat memasuki ruangan kelas sepatu diletakkan diluar kelas sehingga kelas tetap terjaga kesuciannya.

f. Qira’ati

Pembelajaran Qira’ati dilaksanakan setiap hari pada pukul 10.00 sampai dengan 11.00 WIB. Kegiatan ini dilakukan dengan metode klasikal. Guru memberi contoh kemudian peserta didik menirukannya secara bersama-sama, setelah itu peserta didik maju membaca satu persatu dan disimak langsung oleh guru. Dan pembelajaran Qiro’ati ini dengan cara moving class.

Ghorib dan Tajwid

Gharib dan Tajwid merupakan kegiatan lanjutan setelah peserta didik lulus Qira’ati. Kegiatan ini dimulai dengan membaca Al-Qur’an bersama-sama, kemudia guru membenarkan apabila ada bacaan yang kurang fasih, makhrojnya juga diperhatikan kemudian setelah itu membuka pelajaran atau kitab Gharibnya. Jadi dibahas perhalaman sekaligus praktek. Jika masih ada waktu dan masih memungkinkan peserta didik di beri pertanyaan tentang materi yang baru diajarkan. Peserta didik juga dituntu hafal tentang materi ghorib dan tajwid. Jadi tidak hanya faham tapi bisa menjelaskan teorinya.

Jenis Nilai-Nilai Religius yang ditanamkan di MIT Nurul Islam Ringinwok Ngaliyan Semarang.

Penanaman nilai-nilai religius di MIT Nurul Islam Ringinwok Ngaliyan Semarang yaitu melalui kegiatan pembiasaan keagamaan yang disebut dengan sarapan pagi. Latar belakang diadakanya kegiatan pembiasaan keagamaan ini yaitu madrasah ingin membentuk karakter Islami yang sesuai dengan visi misi madrasah pada peserta didik sedini mungkin. Serta untuk menciptakan generasi penerus yang sholeh dan sholekhah dan berpegang teguh pada nilai-nilai religius. Jadi, peserta didik tidak hanya unggul dalam prestasi akademik semata tetapi juga unggul dalam hal keagamaan.

Menumbuhkan karakter dan nilai-nilai religius pada diri peserta didik tidaklah mudah serta membutuhkan waktu yang tidak singkat. Oleh karena itu, diharapkan melalui kegiatan pembiasaan keagamaan ini yang dimulai dari kelas 1 sampai kelas 6 ini dapat membentuk karakter dan menanamkan nilai- nilai religus pada peserta didik. Pada awalnya sudah pasti ada unsur paksaan dalam pelaksanaan kegiatan pembiasaan keagamaan. Tapi lambat laun peserta yang awalnya terpaksa kemudian menjadi terbiasa dalam melakukan kegiatan pembiasaan keagamaan tersebut.

Kegiatan pembiasaan keagamaan ini diikuti oleh semua peserta didik dan didampingi oleh guru pendamping. Guru pendamping bertugas untuk mengawasi, memberi arahan, dan membimbing peserta didik selama kegiatan berlangsung.

Kegiatan pembiasaan keagamaan ini bersifat religi yang berorientasi pada nilai aqidah, ibadah, akhlak.

a. Nilai Aqidah

Aqidah diibaratkan sebagai sebuah pondasi dalam suatu bangunan, yang menentukan kuat tidaknya suatu bangunan tersebut. Jika seseorang mempunyai Aqidah yang baik maka ia akan percaya, patuh dan tunduk terhadap segala sesuatu yang diperintahkan oleh Allah SWT serta menjauhi apa saja yang menjadi larangan-Nya.

Ilmu pengetahuan agama memang bisa dipelajari, namun Tauhid/Aqidah hanya bisa ditumbuhkan dan ditanamkan. Oleh karena itu perlu adanya upaya kerjasama antara pihak sekolah dengan orang tua peserta didik. Hal ini juga dibantu dengan adanya pembelajaran pendidikan agama islam di madrasah. Hal ini dimaksudkan untuk menanamkan dan menumbuhkan nilai Tauhid/Aqidah pada peserta didik, agar peserta didik ingat selalu kepada Allah SWT dan senantiasa melaksanakan apa-apa yang menjadi kewajibannya dimanapun berada. Hal ini senada dengan pernyataan Ibu Kholis Wirayanti:

“Nilai Tauhid/Aqidah itu paling dasar karena untuk membentuk jiwa religius anak itu sendiri. Kemudian mengenai cara menanamkannya nilai Tauhid/Aqidah sudah pasti kami tanamkan melalui pembelajaran mata pelajaran PAI yang mengajarkan tentang kewajiban sebagai umat muslim serta hal pendukung tentang Islam lainnya.”

b. Nilai Ibadah

Penanaman nilai ibadah di MIT Nurul Islam Ringinwok Ngaliyan Semarang dilakukan dengan cara diadakannya praktik wudhu serta shalat berjama’ah. Keduanya dianggap penting karena wudhu dan shalat yang baik adalah yang sesuai dengan syari’at Islam. Oleh karena itu, peserta didik harus memahami betul tata cara wudhu dan shalat yang benar dengan pembelajaran PAI melalui mata pelajaran Fikih. Selain itu Peserta didik juga dibiasakan berdo’a sebelum dan sesudah belajar, membaca shalawat, menghafal Al-Qur’an, dan melakukan ibadah shalat dhuha serta shalat dzuhur. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ibu Kholis Wirayanti “nilai ibadah ini ditanamkan melalui kegiatan tahfidz, praktek wudhu, sholat dhuha, sholat dhuhur berjamaah.”

Hal ini juga dikuatkan oleh pernyataan Bapak Junaidi: “pembelajaran PAI juga berperan dalam menanamkan nilai ibadah karena kita madrasah ada pelajaran fikih yang membahas tentang tata cara sholat, wudhu, dan sebagainya. Selain itu penanaman nilai ibadah juga melalui kegiatan tahfidz, sholat dhuha, dan sholat dzuhur berjamaah di masjid.”

c. Nilai Akhlak

Manusia terdiri dari unsur jasmaniah dan rohaniah, didalam kehidupan manusia akan berhadapan dengan beberapa masalah yaitu masalah material (lahiriah), spiritual (batiniah), dan akhlak. Kedudukan akhlak menempati tempat yang penting, sebab jatuh bangunnya masyarakat tergantung dengan bagaimana akhlaknya. Apabila akhlaknya baik maka sejahteralah lahir dan batinnya, akan tetapi jika akhlaknya rusak maka rusaklah lahir dan batinnya.

Pembentukan akhlak yang paling utama tentunya dilakukan oleh keluarga, akan tetapi madrasah disini juga berperan dalam membentuk akhlak yang baik bagi peserta didik. 

Beberapa nilai akhlak yang diterapkan di MIT Nurul Islam Ringinwok Ngaliyan Semarang antara lain:

1) Kejujuran

Kejujuran merupakan salah satu unsur kemuliaan dan keutamaan diri seseorang. Sebagai kebalikan dari kebenaran dan kejujuran adalah dusta dan kecurangan. Dimana sikap seperti ini akan membawa kepada bencana dan kerusakan bagi pribadi dan masyarakat. Rasulullah SAW telah memberikan contoh betapa beraninya berjuang karena beliau berjalan di atas prinsip-prinsip kebenaran, menyatakan sesuatu sesuai dengan apa yang terjadi, artinya sesuai dengan kenyataan.

Kejujuran sangat penting untuk diterapkan pada peserta didik dimulai dari hal kecil, disini kejujuran ditanamkan melalui kegiatan ulangan harian. Peserta didik dilatih untuk bersikap jujur dengan mengerjakan ulangan sesuai dengan kemampuan masing-masing. Serta harus bersikap jujur dalam mengisi draft absen sholat lima waktu yang terdapat dalam buku panduan talamidz. Apabila ada yang melanggar maka akan mendapat sanksi dari guru yang mengajar saat itu. Apabila peserta didik melanggar sampai tiga kali maka akan langsung ditegur oleh kepala sekolah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Junaidi:

“Setiap peserta didik dituntut untuk jujur dalam mengerjakan ulangan sesuai kemampuan masing- masing. Jika ada yang mencontek maka akan mendapat sanksi dari guru yang mengajar saat itu dan apabila sudah menyontek sampai tiga kali maka akan dilaporkan kepada kepala sekolah untuk diberi nasehat dan pada buku ulangan diberi tanda tangan merah dari kepala sekolah kemudian dilaporkan kepada wali peserta didik.”

2) Kedisiplinan

Kedisiplinan adalah kepatuhan seseorang terhadap sesuatu yang telah ditetapkan. Penanaman sikap disiplin di MIT Nurul Islam Ringinwok Ngaliyan Semarang dilaksanakan melalui adanya tata tertib sekolah, salah satunya siswa harus tiba di madrasah pukul 06.00 WIB khusus untuk kelas 6, pukul 06.15 untuk kelas 5, dan pukul 06.30 untuk kelas 1 sampai kelas 4. Di madrasah juga dterapkan budaya 6S (Salam, Salim, Senyum, Sapa, Sopan, Santun). Jadi untuk guru piket yang berjaga di gerbang dan bertugas menyambut peserta didik untuk menerapkan budaya 6S ini. Bagi siswa yang terlambat datang makan akan diberi teguran oleh guru piket.

Secara otomatis tertanamlah nilai kedisiplinan dalam diri peserta didik, walaupun awalnya dipaksa akan tetapi karena hal ini dilakukan secara terus menerus, maka dapat menjadi suatu kebiasaan yang akan menumbuhkan budaya disiplin dalam segala hal. Tidak ada aturan tertulis yang menjelaskan sanksi terhadap peserta didik yang tidak disiplin. Biasanya sanksi yang diberikan kepada peserta didik tergantung dari guru piket yang berjaga di depan gerbang madrasah. 

Tanggung Jawab

Penanaman sikap tanggung jawab dalam diri peserta didik sangatlah penting. Karena sikap tanggung jawab tidak akan ada jika peserta didik tidak diarahkan dan dibiasakan. Di MIT Nurul Islam Ringinwok Ngaliyan Semarang setiap peserta didik mempunyai tanggung jawab untuk menyelesaikan setiap kegiatan yang diwajibkan. Sehingga setiap peserta didik diajarkan untuk bertanggung jawab melaksanakan kewajibannya selama menjadi peserta didik di MIT Nurul Islam Ringinwok Ngaliyan Semarang.

Dengan adanya kegiatan yang diwajibkan kepada peserta didik maka hal tersebut akan melatih tanggung jawab peserta didik. Seperti ikut melakukan rangkaian kegiatan pembiasaan keagamaan. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Bapak Junaidi:

“Setiap peserta didik kita mempunyai tanggung jawab untuk menyelesaikan setiap kegiatan yang diwajibkan kepadanya. Seperti target hafalan yang sudah tertulis dalam buku panduan dan lain-lain. Jadi setiap peserta didik disini diajarkan untuk bertanggung jawab melaksanakan kewajiban yang dibebankan kepadanya.”

4) Sopan santun

Selaras dengan visi MIT Nurul Islam Ringinwok Ngaliyan Semarang sebagai madrasah yang menjunjung tinggi nilai akhlak, maka madrasah sangat menekankan peserta didik untuk bersikap sopan santun kepada siapa saja. Tidak hanya diterapkan kepada peserta didik kepada guru, akan tetapi guru terhadap guru juga bersikap sopan santun seperti berjabat tangan serta mengucapkan salam ketika bertemu. Hal ini dilakukan agar memberi contoh kepada peserta didik.

Sopan santun disini ditanamkan melalui budaya 6S 6S (Salam, Salim, Senyum, Sapa, Sopan, Santun) disertai dengan keteladanan yang diberikan oleh guru di madrasah, maka peserta didik akhirnya mengikuti dan timbul kesadaran bahwa bersikap sopan santun itu perlu terlebih kepada orang yang lebih tua. Adanya budaya 6S (Salam, Salim, Senyum, Sapa, Sopan, Santun) serta contoh yang diberikan oleh guru, sehingga semuanya dapat mengalir dengan sendirinya dan menjadi sebuah kebiasaan.

Investasi Masa Depan: Dana Sebagai Unsur Tak Terpisahkan

Memilih pendidikan terbaik untuk putra-putri tercinta adalah keputusan penting yang membutuhkan pertimbangan matang. MIT Nurul Islam, dengan komitmennya terhadap pendidikan berkualitas dan pengembangan karakter, menawarkan investasi jangka panjang untuk masa depan anak. Kita telaah lebih dalam mengenai biaya pendidikan dan bagaimana MIT Nurul Islam mendedikasikan setiap rupiah untuk melahirkan generasi unggul dan berakhlak mulia.

Di MIT Nurul Islam, kesejahteraan guru merupakan kunci keberhasilan proses belajar mengajar. Dengan memberikan gaji yang layak dan sesuai, mendorong para guru untuk fokus pada pengembangan diri dan menjalankan tugas mulia mereka dengan penuh dedikasi dan profesionalisme. Bisyaroh yang pantas akan membantu guru dalam menjalankan peran vital mereka sebagai mentor dan pembimbing bagi anak-anak kita.

Transparansi dan Akuntabilitas

MIT Nurul Islam menjalankan sistem keuangan yang transparan dan akuntabel. Laporan keuangan disusun secara terperinci dan terbuka untuk diakses oleh orang tua dan stakeholder lainnya. Hal ini merupakan wujud komitmen dalam menjalankan amanah yang diberikan oleh orang tua untuk mendidik anak-anak mereka dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab.

MIT Nurul Islam Ngaliyan Semarang telah mengalami kemajuan signifikan, yang sebagian besar didukung oleh dukungan dana yang kuat. Salah satunya terjadi saat pendaftaran siswa baru, di mana infaq minimal sebesar Rp 5,5 juta diperlukan. Selain itu, terdapat juga infaq tambahan untuk pembelian buku dan seragam, yang besarnya hampir setara.

Komitmen lembaga terhadap transparansi keuangan dan keterlibatan masyarakat telah menjadi kunci dalam pertumbuhannya. Model pendanaan ini memastikan bahwa MIT Nurul Islam Ngaliyan Semarang dapat menjaga standar pendidikan dan fasilitas yang tinggi bagi para siswanya.

Struktur Dukungan Keuangan

Dukungan keuangan untuk MIT Nurul Islam Ngaliyan Semarang terstruktur sebagai berikut:

  • Persyaratan Infaq Minimal: Saat pendaftaran siswa baru, infaq minimal sebesar Rp 5,5 juta wajib diserahkan.
  • Kontribusi Tambahan: Infaq tambahan juga dikumpulkan untuk mendukung pembelian buku dan seragam, yang besarnya cukup signifikan dan penting untuk kebutuhan akademis siswa.

Dampak pada Kualitas Pendidikan

Dukungan keuangan yang diterima oleh MIT Nurul Islam Ngaliyan Semarang memainkan peran penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan:

  • Peningkatan Fasilitas: Dana tersebut berkontribusi pada peningkatan fasilitas pendidikan, memastikan lingkungan belajar yang kondusif.
  • Pengembangan Kurikulum: Investasi dalam pengembangan kurikulum dan sumber daya pendidikan bermanfaat bagi siswa dan staf pengajar.
  • Keterlibatan Masyarakat: Transparansi keuangan lembaga memupuk kepercayaan masyarakat dan partisipasi dalam inisiatif pendidikan.

Kesimpulan

Kemajuan MIT Nurul Islam Ngaliyan Semarang merupakan bukti dari manajemen organisasi yang konsisten dan tata kelola keuangan yang efektif serta dukungan masyarakat. Dengan menjaga praktik keuangan yang ketat dan mendorong keterlibatan masyarakat, lembaga ini terus berkembang dan memberikan pendidikan berkualitas bagi para siswanya.



_________
*) Data adminstrasi diambil pada tahun 2020

Posting Komentar

0 Komentar