Pexel foto |
Dalam perjalanan pulang, seperti biasa kami berdiskusi tentang hal-hal kecil yang mengisi kesunyian jalan yang dilewati, namun pada malam itu tak sengaja helaian bajuku masuk ke dalam sela-sela ban motor yang kami tumpangi, lalu seketika aku tertarik kencang kebelakang dan reflek memanggil namanya
Aku melihat langit-langit hitam, aku tidak tau ke arah mana akan terjatuh, semuanya begitu cepat hingga pada akhirnya aku sudah berada diatas jalan beraspal, aku melihat banyak orang mengelilingiku, mereka semua terlihat sangat panik dan ingin membantu
"Allah Allah Allah...."
Aku mencoba untuk menyadarkan diri bahwa ini nyata, tubuhku tepat berada di samping motor yang masih berdiri tegap, aku menoleh ke kanan dan kulihat knalpot motor ada di sampingku lalu aku mencari tangan kananku karena saat itu aku tidak melihat keberadaannya dan tidak tau dimana posisinya.
"Mba tenang ya... tenangin dirinya dulu"
Kata salah satu dari bapak-bapak yang mengelilingiku, mereka semua mencoba menenangkanku dengan kepanikan yang wajah mereka pancarkan, aku harus tenang walaupun dalam pikirku sebenarnya berantakan "tanganku di mana?" Aku tidak bisa merasakan adanya.
"Pak tolongin saya pak, tolongin..."
Jika diingat kembali sepertinya memang menyakitkan, membayangkan kejadian itu yang aku harap hanyalah sebuah mimpi, mereka meminta izin untuk merobek bajuku lalu menggunting bagian yang tersangkut roda motor, salah satunya memastikan aku tidak kepanasan karena dekat dengan knalpot dan dengan bantuan mereka, aku tak henti memanggil nama-Nya dan bershalawat pada nabi "Allahumma shalli ala sayyidina Muhammad wa ala Ali sayyidina Muhammad..." setetes demi tetes air mataku jatuh lalu aku menoleh ke kiri, lalu ada satu orang perempuan menenangkanku kembali dan ia membantu untuk melepaskan tas yang tersangkut pada tangan kiriku.
Di saat yang sama setengah tanganku mengenai knalpot motor yang masih panas itu "Aw panas..." spontan aku menoleh ke kanan dan melihat tanganku kembali, rasa panas yang aku rasakan saat itu kalah dengan rasa syukur yang tidak bisa aku ungkapkan, Allah melindungiku.
Kamu mungkin tidak tau, saat itu aku sempat berfikir bahwa tangan kananku sudah tidak ada, ya semenyeramkan itu, dan mereka membantuku untuk berdiri lalu menepi ke trotoar jalan, lalu aku duduk di salah satu warung dan mereka memberiku minum air putih, tangan kananku bergetar sangat kencang sekali tapi tidak bisa aku gerakan.
"Ya Allah kenapa rasanya begini? tidak seperti biasa"
Aku coba menenangkan diri dengan tersenyum dan menjawab beberapa pertanyaan mereka, salah satunya meminta aku untuk mengangkat tangan kananku tapi aku tidak bisa melakukannya, karena ketika aku coba menggerakkannya tanganku diam dan tidak bergerak sama sekali, aku hanya bisa memutar pergelangan tangan dan menggenggam jari jemariku, kemudian ia memberi saran untuk segera dibawa dan di periksa.
Setiap manusia memiliki porsinya masing-masing, rasa bahagia, senang, sedih, kecewa, bahkan untuk perihal sehat dan sakit. Aku tidak pernah menyangka atas kejadian itu, bahkan beberapa jam sebelumnya aku masih bisa bercengkrama dan tertawa bersama teman-temanku tapi itulah takdir.
"Allah menitipkan takdir bukan tanpa alasan, Allah memilihmu dengan rasa sakit, Allah tau kalau sesungguhnya kamu mampu, Allah mengenali hamba-Nya maka dengan apa yang Allah gariskan untukmu itulah jalan yang terbaik" begitu kata guruku.
Aku mengalami patah tulang lengan atas atau biasa di sebut fraktur humerus, sakit yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya, aku hanya bisa berbaring di atas kasur memandangi langit-langit kamar dan tidak bisa leluasa bergerak, tanganku bengkak beberapa waktu setelah kecelakaan itu. Bekali-kali aku meyakinkan diri bahwa yang terjadi hanyalah satu dari cerita yang sedang Allah rangkai, ku ulangi semua ayat-ayat yang la tunjukkan "Allah bersama orang-orang yang sabar" dan setiap hari aku memohon ampun atas tangisan-tangisan yang terdengar.
Ya Allah gapapa kan aku nangis?
Apapun yang Engkau beri untukku, aku menerima semuanya, maaf kalau aku menangis lagi, aku selalu merengek meminta pada-Mu dan terkadang juga mendesak-Mu untuk segera mengabulkan doaku, aku mohon tuntun aku untuk selalu yakin pada-Mu bahwa pada akhirnya ini adalah kebahagiaan yang Engkau janjikan.
Aku hanya manusia biasa, aku sudah berusaha mengingatkan dan menenangkan diriku, aku belajar mengendalikan segala perasaanku, aku yakin akan sembuh walaupun memang itu tidak mudah dan membutuhkan waktu, aku harus terus bersabar dan percaya bahwa Allah yang akan menyembuhkan seperti yang ada pada firman-Nya "Dan apabila aku sakit, Dialah Allah yang menyembuhkan aku" [QS. Asy-syu'ara: 80]
Diantara tumpukan hal yang mungkin kurang mengenakkan serta hari-hari menyakitkan yang ku lewati, justru menjadi moment dimana aku mengenal diriku sendiri dan Allah menjadi alasanku untuk tetap hidup dan memiliki harapan lagi, lalu pada akhirnya aku sadar tidak ada yang dapat benar-benar selalu ada untuk menolongku selain Allah dan la tidak akan membiarkanku sendiri dengan sakit yang sedang aku hadapi.
"Ya Allah, terima kasih atas semua ini"
—————
0 Komentar